Operasional Dasar Setrika Jenis ASO
PT.GIKEN PRECISION INDONESIA (GPI)
Laporan ini dibuat sebagai salah satu bahan pertanggung jawaban penulis selama mengikuti Praktik Kerja Industri di PT.GIKEN PRECISION INDONESIA
Tanggal 20 Januari 2015 s.d 20 April 2015


ASRIL WINARWAN
NIS : 141221
BIDANG STUDI KEAHLIAN  : TEKNIK ELEKTRONIKA
KOMPONTENSI KEAHLIAN  : TEKNIK AUDIO VIDEO

 DINAS PENDIDIKAN KOTA BATAM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AL-JABAR KOTA BATAM
Jalan Bengkong jaya nomor 1 bengkong Telp.(0778)7057146  Fax.(0778)428133

PT.GIKEN PRECISION INDONESIA
OPERASIONAL DASAR SETRIKA ASO


Laporan ini telah di sahkan dan di setujui
Pada tanggal……..Mei 2015 di Batam oleh :





Pimpinan Perusahaan/HRD                                           Pembimbing Industri


                Mr.Soleh                                                                        Mrs.Suprapti

SMK AL-JABAR KOTA BATAM
OPERASIONAL DASAR SETRIKA ASO

Laporan ini telah di sahkan dan di setujui
Pada tanggal........Mei 2015 di Batam oleh :


    Ketua Program Keahlian                                          Pembimbing Laporan


        Handriyanto,S.Pd                                                          Handriyanto,S.Pd


Koordinator


Tri Budiyati,S.Pd

Kepala Sekolah SMK AL JABAR Batam



Deden Sirozuddin,S.Pd.I

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan…………………………………………………………………………………………   i
Daftar isi…………………………………………………………………………………………………………….   ii
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………….    iii
MOTTO………………………………………………………………………………………………………………    iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Pemilihan judul……………………………………………………….    1
1.2  Tujuan pemilihan judul……………………………………………………………………    1
1.3  Batasan permasalahan……………………………………………………………………    2
1.4  Metode pengumpulan data…………………………………………………………….     2
BAB II Operasional Dasar Setrika ASO
2.1  Sejarah Singkat PT.Giken Precision Indonesia………………………………….    3
2.2  Struktur Organisasi………………………………………………………………………….    5
2.3  Tata Tertib Perusahaan…………………………………………………………………….   6
2.4  Tanggung Jawab Kerja Produksi……………………………………………………….   7
2.5  Tugas dan Tanggung Jawab P/E (Production Enginering)…………………   10
2.6  Tugas dan Tanggung Jawab IPQC (Inproses Quality Control)……………   12
2.7  Tugas dan Tanggung Jawab clerk…………………………………………………….    14
BAB III Sejarah singkat Setrika Listrik
3.1  Pengertian Setrika…………………………………………………………………………..    19
3.2  Jenis-jenis Setrika……………………………………………………………………………     20
3.4  Bagian-bagian Setrika……………………………………………………………………..    23


BAB IV Prosedur Standar Pembuatan Setrika ASO
4.1  Proses Auto Insert…………………………………………………………………………..     24
4.2  Proses Surface Mounting Technologi………………………………………………    26
4.3  Proses Manual Insert……………………………………………………………………….    30
BAB V PENUTUP
4.1  Kesimpulan………………………………………………………………………………………    40
4.2  Saran……………………………………………………………………………………………….    41
4.3  Penutup……………………………………………………………………………………..…...    42
4.4  Lampiran…………………………………………………………………………………………    43
DAFTAR PUSTAKA










KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT.Giken Precision Indonesia.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah juga untuk melatih siswa/siswi membiasakan diri dalam membaca dan memahami keadaan lingkungan kerja.Laporan praktik kerja industri ini di susun berdasarkan kegiatan yang dilakukan di PT.Giken Precision Indonesia selama 3 bulan.
Selama penyusunan laporan ini, saya banyak mendapatkan bantuan, dukungan, bimbingan, petunjuk dan saran yang di berikan secara langsung ataupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih ke pada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan laporan ini diantaranya :  
1.   Bpk. Soleh sebagai Manager PT.Giken Precision Indonesia
2.   Ibu Suprapti sebagai Leader PT.Giken Precision Indonesia
3.   Bpk. Deden Sirozuddin S.Pd.I sebagai kepala sekolah SMK AL-JABAR BATAM
4.   Bpk. Handryanto S.Pd selaku kepala jurusan elektronika di SMK AL-JABAR BATAM
5.  Semua guru SMK AL-JABAR BATAM
6.   Seluruh staf dan karyawan yang ada di perusahaan
7.   Orang tua yang memberikan motivasi selama Penulis melaksanakan PKL
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak keterbatasanya.Sehingga sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi instansi yang terkait secara khusus dan semua pembaca pada umumnya.

Penulis
                                    
                              
   Batam……Mei 2015




BAB  1
PENDAHULUAN

1.1 Latar  Belakang  Pemilihan  judul
              Pemilihan  judul  harus  disesuaikan  dengan  apa  yang  dikerjakan,  maka  penulis  memilih  judul  sesuai  apa  yang  dipelajari  selama  penulis  melaksanakan  prakerin  di  PT.Giken  Precision  Indonesia.Penulis memilih judul Operasional Dasar  Setrika  ASO.
              Alasan  penulis  memilih  judul  ASO  karena  prosesNya  mulai dari  proses  mesin  sampai  dengan  proses  manual.

1.2 Tujuan
    Untuk  pemilihan  sebuah  judul,  tentunya  memiliki  tujuan  memilih  judul  tersebut.
Adapun  tujuan  dari  pemilihan  judul  tersebut  adalah  sebagai  berikut:
1.Agar  penulis  lebih  mendalami  tentang  proses  sistem  Setrika  ASO
2.   Sebagai  bekal  pengetahuan  bagi  penulis  saat  memasuki  dunia 
       Industri
3.   Mampu  mengetahui  permasalahan  tentang  prosedur  setrika  ASO
4.   Memudahnkan  penulis  memecahkan  suatu  masalah 
5.   Mengetahui  prosedur   standar  pengoperasian




1.3 Batas  Permasalahan
 Karena  judul  yang  penulis  buat  adalah  Operasional  Dasar  Setrika ASO  maka  penulis membatasi  permasalahan  agar  tidak  terlalu  luas  dalam  penjabaranya.  Pembatasan masalah  yang  penulis  buat  adalah :
a.  Pengertian  setrika
b. Prosedur  standar  ASO
c.  Pengertian  mesin  Auto  Insert
d.  Proses  kerja  mesin  Axial & Radial
e.  fungsi  dan tujuan  mesin  Axial & Radial
f.  Pengertian  mesin SMT
g.  Bagian-bagian  mesin  SMT dan  fungsinya
h.  Proses  kerja  suatu  mesin  SMT
i.    Proses  manual  insert

1.4  Metode Pengumpulan Data
    Suatu  laporan  pastinya  membutuhkan  suatu  data-data  yang  berhubungan  dengan  tema  laporan, oleh karena  itu  cara  penulis  memperoleh  data  yang  di dapat  dari:
A.  Observasi                                                                                         Memerlukan  metode  yang  di lakukan  penulis  langsung  mengajarkan  dan  meneliti
B.  Wawancara                                                                                                              Mengadakan  tanya  jawab  dengan  pembimbing  atau  orang  tertentu  yang  memberikan  pengajaran  yang  berhubungan  dengan  laporan.
C.  Dokumentasi
   Dengan  cara  mengumpulkan  data-data  yang  berhubungan  dengan  masalah  yang  penulis  bahas.
BAB II
Operasional Dasar Setrika ASO
2.1  Sejarah Berdirinya PT.GIKEN PRECISION INDONESIA.
PT.Giken Precision Indonesia merupakan salah satu perusahaan asing (Jepang) yang sudah cukup lama beroperasi dikawasan industri BATAMINDO INDUSTRIAL PARK (BIP). Yang mana sebelumnya sudah mempunyai cabang dibeberapa Negara asia, diantaranya Cina,Malaysia ,Singapura dan Indonesia . Dibawah ini merupakan GIKEN Group Organization :

Gambar1.1 struktur PT.GIKEN Sakata.

PT.Giken Precision Indonesia yang berada dibawah naungan Giken Sakata (S) LTD berdiri pada tanggal 19 Juli 1991 yang mempunyai gedung awal dengan modal lebih kurang US$ 3.2 juta yang memproduksi FDD (Floopy Disk Drive).
Setelah beroperasi empat tahun tepatnya pada tahun 1995 PT.Giken Precision Indonesia mulai menambah dan membuka cabang baru dikawasan industri Sekupang – Batam. Tidak lama setelah itu PT.Giken berada dikawasan muka kuning berkembang menjadi beberapa gedung, yaitu  Lot 212 ,Lot 229, dan Lot 230.
Perkembangan selanjutnya perusahaan PT.Giken Precision Indonesia memusatkan semua produksinya pada satu kawasan dan satu gedung perusahaan saja yaitu yang berada dikawasan industri Batu Ampar tepatnya Citra Buana Park II.
Dibawah ini merupakan gambar dari PT. Giken Precision Indonesia yang tepatnya di batu Ampar Batam:

Gambar 1.2 PT. Giken Precision Indonesia.

               Dibawah ini merupakan daerah lokasi operasi Giken Precision Indonesia dimana untuk Indonesia yang berada di batam :






                                                                                                                                    


Gambar 1.3 Gambar letak PT.Giken Precision di kawan asia,
2.2  Struktur Organisasi PT.Giken Precision Indonesia.


Gambar 1.4 struktur organisasi GPI Batu Ampar Assembly.




2.3  Tata Tertib perusahaan
Waktu kerja karyawan untuk pegawai kantor dan department tertentu normal shift
Hari Senin – Jum’at :
a.       Jam kerja                                           : 07.20-15.00.
b.      Jam istirahat                                      : 11.30-12.20.
Hari Sabtu :
a.       Jam kerja                                          : 07.20-12.20.
b.      Jam istirahat                                      : 10.00-10.50.
Waktu kerja karyawan untuk lapangan di bagi menjadi 3 shift, yaitu :
A)     Shift Pertama S
Hari Senin – Jum’at :
1). Jam kerja                                              : 07.20-15.00.
2). Jam istirahat                                  : 11.30-12.20.
Hari Sabtu :
1). Jam kerja                                          : 07.20-12.20.
2). Jam istirahat                                     : 10.00-10.50.
B)  Shift Kedua
Hari Senin – Jum’at :
1). Jam kerja                                           : 15.20-23.00.
2). Jam istirahat                                      : 18.30-19.20.
C)  Shift Ketiga
Hari Senin – Jum’at :
1). Jam kerja                                           : 23.20-07.00.
2). Jam istirahat                                      : 04.30-05.20.




2.4  Tanggung Jawab Kerja Produksi.
  1. Supervisor
a.       Mempunyai kepribadian yang baik dan patuh terhadap perintah atau instruksi dari atasan.
b.      Mempunyai inisiatif untuk membuat hasil kerja produksi yang lebih bagus dan pengembangan sistem kerja.
c.       Selalu memperhatikan kondisi produksi seperti :
1)      Pengontrolan terhadap kerusakan hasil produksi dan rencana perbaikan.
2)      Pencapaian hasil produksi lebih tinggi dari target yang telah ditentukan.
3)      Selalu memperhatikan perkembangan target kualitas.
4)      Pengontrolan material dan sistem inventori atau stock barang.
5)      Man power atau tenaga kerja serta pengaturan sistem kerja .
6)      Bisa memberikan training  atau pengajaran langsung kepada staf atau  bawahan langsung serta terhadap operator.
7)      Penggantian 4M (Machine, Method, Material, and Man power) dan pengontrolannya.
8)      Bisa mempersiapkan untuk proyek baru dan pengaturan proses kerja.
9)      Bisa membuat atau mempersiapkan sebuah sistem pengontrolan dan pengembangan produksi.
10)  Mempunyai atau membuat rencana pengembangan untuk mencapai pertemuan untuk pengembangan teknik pemecahan masalah.
11)  Memiliki peraturan darurat dan tindakan yang cepat terhadap masalah yang terjadi di produksi.
12)  Bisa menemukan penyebab masalah serta sebab akibat dan pemecahannya terhadap permasalahan tersebut.
13)  Selalu memiliki dan mencari ide pengembangan produksi untuk mencapai effesien produksi yang lebih tinggi.
14)  Bisa mengatur sebuah prosedur kerja ulang dan masalah yang terdapat di produksi.
  1. Senior Leader.
a.       Mempunyai kebiasaan yang positif untuk memajukan produksi.
b.      Bisa berkomunikasi dengan Supervisor dan bawahan.
c.       Dapat mengatur produksi yang sedang berjalan.
d.      Memiliki inisiatif untuk pengembangan produksi.
e.       Dapat membuat perencanaan proses kerja dan pengaturan tenaga kerja untuk mencapai produktifitas dan efesiensi yang lebih tinggi.
f.       Memperbarui semua dukumen produksi dan data-data training tenaga kerja di produksi.
g.      Dapat selalu memperhatikan terhadap:
1)      Pencapaian hasil produksi.
2)      Pemecahan dan umpan balik produksi.
3)      Berkomunikasi antar department yang bersangkutan atau yang berhubungan dengan produksi,
4)      Memperhatikan rencan produksi, pengontrolan pengiriman barang, dan selalu mengikuti sesuai perencanaan.
5)      Pengontrolan material dan mengurangi kesalahan produksi.
6)      Pengaturan ulang terhadap kerusakan barang produksi.
7)      Menggunakan suatu peringatan agar selalu memperhatikan kesalahan proses kerja.
8)      Mewancarai tenaga kerja operator yang membuat kesalahan proses kerja.
9)      Dapat berkomunikasi terhadap atasan dan bawahan dengan baik.
h.      Dapat mengontrol rencana produksi seperti:
1)      Pencapaian hasil produksi.
2)      Mengikuti perkembangan rencana produksi.
3)      Pengiriman barang ke pelanggan.
4)      Stock barang atau material di produksi.
5)      Pengontrolan kerusakan barang,
6)      Rencana pengembangan kualitas dan sistem umpan balik.
7)      Pengontrolan proses kerja.
8)      Pengontrolan terhadap perubahan 4M dan perkembangannya.
  1. Asisten Leader
a.       Mempunyai kepribadian yang baik untuk memajukan produksi.
b.      Dapat memberikan umpan balik dan pengontrolan kepada tenaga kerja operator.
c.       Dapat mengontrol produksi seperti :
1)       Pencapaian hasil produksi.
2)      Mengikuti perkembangan rencana produksi.
3)      Stock barang atau material di produksi.
4)      Pengontrolan kerusakan barang.
5)      Rencana pengembangan kualitas dan sistem umpan balik.
6)      Pengontrolan proses kerja.
7)      Dapat mewancarai tenaga kerja jika mereka tidak hadir kerja tanpa berita atau absen.
8)      Pengontrolan barang dengan baik dengan atasan dan bawahan lansung.
  1. Komando
a.       Memiliki kebiasaan yang positif untuk memajukan produksi.
b.      Dapat melakuakan kerja leader seperti:
1)      Pengecekan absensi operator.
2)      Pengaturan material tiap – tiap proses produksi.
3)      Pengaturan kerja operator.
4)      Menggantikan kerja operator sementara waktu.
5)      Mengontrol proses kerja operator.
6)      Dapat memberikan umpan balik jika menemukan kerusakan barang hasil produksi.
7)      Dapat bekerja sama dengan atasan maupun operator.
  1. Material handle 
a.       Dapat memesan barang atau material dari pusat gudang barang.
b.      Material harus dipesan dengan mengikuti sistem “FIRST IN FIRST OUT”.
c.       Dapat memesan barang berdasarkan rencana produksi.
d.      Dapat memperbarui sistem stock material.
e.       Dapat mengontrol dan meyakinkan kesediaan barang atau material untuk produksi.
f.       Dapat meminta penjelasan dan pertanggung jawaban ke PMC atas kekuranagn  atau kerusakan yang terjadi.
g.      Dapat melakuan perhitungan material .
h.      Dapat melakuakan pengontrolan dan pencatatan material yang tidak dapat  digunakan lagi.
i.        Dapat mempertemukan atau memperlihatkan catatan – catatan sesuai dengan jumlah material yang dipesan, yang digunakan, dan keseimbangan sisa material yang tertinggal.
2.5  Tugas dan Tanggung jawab P/E ( Production Enginering  ).
1.      Senior Technician.
a.       Memiliki kebiasaan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengembangan produksi.
b.      Dapat bekerjasama dan berkomunikasi dengan atasan dan bawahan untuk mencapai hasil produksi yang lebih baik.
c.       Dapat memperbaiki target produksi setelah target awal sudah tercapai.
d.      Memiliki perencanaan yang lebih bagus.
1)      Penemuan dan penyelesaian masalah.
2)      Menganalisa sebab dan akibat terjadanya suatu masalah.
3)      Mengikuti cara penyelesaian masalah dan pengembangan.
4)      Pengontrolan terhadap penggantian 4M dan memonitor implementasi di lapangan.
5)      Membuat atau mengadakan pelatihan terhadap bawahan.
6)      Pengumpulan data dan sistem pengontrolan.
7)      Target persen untuk kerusakan hasil produksi dan pelaksanaan ide pengembangan.
8)      Pengontrolan dan perencanaan perawatan mesin. 
2.      Technician.
a.       Mempunyai sikap positif untuk memecahkan masalah dan usaha perbaikan,
b.      Dapat membuat program mesin.
c.       Dapat membuat dan mengumpulkan data.
d.      Mempunyai sikap inisiatif untuk meningkatakan tugas perhari dan rencana perbaikan.
e.       Mempunyai target kerusakan di produksi.
f.       Pencegahan dan memelihara dan mengawasinya.
g.      Mengawasi dan mengontrol material yang diugunakan diproduksi.
3.      Asisten Technician .
a.       Dapat membuat dan mengumpulakn data dan memberikan umpan balik untuk perbaikan.
b.      Dapat mengawasi produksi dan mencarikan jalan keluar dalam penyelesaian masalah yang terjadi di produksi.
c.       Dapat membuat dan mengumpulkan data terhadap masalah di produksi.
d.      Dapat memberikan umpan balik jika menemukan kerusakan hasil produksi.
e.       Dapat mengerti dan mengikuti standart atau ketentuan proses yang sudah   ditetapkan oleh atasan.
4.      Repaire.
a.       Memilik sikap yang baik dalam memecahkan masalah.
b.      Dapat menggunakan barang dan alat – alat dengan baik sesuai dengan fungsinya.
c.       Dapat memperbaiki barang yang rusak.
d.      Dapat membuat dan mengumpulakan data terhadap masalah di produksi.
e.       Dapat memberikan umpan balik jika menemukan kerusakan hasil produksi.
f.       Dapat mengerti dan mengikuti standar atau ketentuan proses yang sudah ditetapkan oleh atasan.
2.6  Tugas dan Tanggung Jawab IPQC ( Inproses Quality Control ).
1.      Senior QC Leader.
a.       Memiliki sikap positif dan sikap kerja sama untuk memajukan produksi.
b.      Selalu bekerja sama dan berinisatif untuk mencapai kemampuan kualitas yang lebih baik.
c.       Mengawasi dan memperbaharui kecerdasan bawahan dengan pengetahuan QC.
d.      Dapat mengatur kegiatan QC dan pelaksanaan sehari – hari.
e.       Mengadakan pemeriksaan produksi untuk mencapai hasil produksi yang lebih baik dan pencapaian target kualitas.
f.       Selalu memperbaiki target kualitas untuk produksi.
g.      Menindak lanjuti terhadap kegiatan pemecahan masalah yang dilakuakan di produksi.
h.      Melakukan pemecahan terhadap perbaikan dan pengaturan kualitas yang bagus serta kegiatannya.
i.        Memberikan pelatihan teknik terhadap pengecekan ke pada bawahan.
j.        Memperkenalkan metode dan prosedur yang baru untuk effesiensi kerja yang lebih baik dan perbaikan.
k.      Dapat membuat dan mengumpulkan data terhadap kemampuan kualitas dan target.
l.        Selalu melaksanakan rapat untuk memperbaikan kualitas dengan karyawan di produksi sesuai dengan projek dan mendapatkan hasil perbaikan yang lebih bagus,
m.    Mengawasi kesalahan proses kerja dan sistem umpan balik kepada leader di produksi yang bersangkutan.
n.      Memperkenalkan dan melakuakan pelatihan tentang bagaimana menggunakan alat – alat yang baru kepada inspector.
o.      Memperbaharui semua data – data kualitas dalam produksi.


2.      QC Leader
a.       Memilik sikap positif dan sikap kerja sama untuk memajukan produksi.
b.      Dapat mengatur kegiatan QC dan pelaksanaan sehari – hari.
c.       Dapat mengikuti cara pemecahan masalah oleh pelanggan terhadap kesalahan kualitas.
d.      Dapat membuat dan mengumpulkan data terhadap kemampuuan kualitas dan target.
e.       Selalu memperbaiki target kualitas untuk produksi.
f.       Dapat berkomunikasi dengan staff produksi dan atasan untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik dan kegiatan perbaikan.
g.      Menindak lanjuti terhadap kerusakan barang yang di cek atau yang diperiksa.
h.      Dapat mengawasi kemampuan kerja inspector dan pengetahuan tentang  kualitasnya.
i.        Dapat memberikan pelatihan atau kegiatan kualitas dan seminar diantaranya QC inspector.
j.        Selalu berkerja sama dengan atasan.

3.      Quality Control Inspector
a.       Memilik sikap positif dalam memajukan proses produksi.
b.      Menjaga dan menggunakan peralatan kerja setiap hari dan alat ukur dalam produksi standart operasi QCPC.
c.       Memperhatikan dengan baik komponen yang terpasang di mesin dan sewaktu melakukan manual meletakkan komponen PCB jangan sampai ada yang salah   komponen digunakan di produksi.
d.      Memperhatikan dengan baik part yang di cek awal produksi untuk mengurangi masalah part yang datang dalam produksi.
e.       Bisa melakukan pemeriksaan dan pengumpulan data terhadap kualitas hasil produksi.
f.       Memperhatikan proses kerja dan pengontrolan ketika produksi sedang berjalan.
g.      Bisa memperhatikan atau menguji kesalahan proses kerja selama produksi berlangsung.
h.      Memiliki komunikasi yang bagus dengan staff produksi untuk meningkatkan kualitas dalam produksi.
i.        Memiliki penilaian yang bagus terhadap limit kerusakan barang.

2.7  Tugas dan Tanggung Jawab Clerk.    
  1. Produksi Clerk.
a.       Dapat bekerja sama dan mempunyai sikap positif dalam memajukan produksi.
b.      Dapat berkomunikasi dengan staf yang ada di produksi.
c.       Memperbarui kehadiran dan kerja lembur karyawan.
d.      Menyusun dan menjaga semua dokumen kantor yang penting.
e.       Memesan dan mengontrol barang atau alat yang digunakan dalam produksi.
f.       Membersihkan ruangan dalam kantor atau office.
g.      Memperbarui dan memperhatikan perkembangan karyawan seperti:
1)      Surat peringatan.
2)      Daftar kehadiran atau absensi.
3)      Data – data pelatihan yang pernah diikuti.
h.      Menyusun dan mengontrol terhadap obat – obatan atau P3K.
i.        Mengontrol kertas – kertas yang diphotocopy.
j.        Memesan dan mengontrol bagian material yang digunakan.
k.      Dapat berkerjasama dan patuh terhadap perintah yang diberikan oleh atasan.
l.        Menyimpan dokumen bagian produksi yang berhubungan dengan personalia.

  1. Dokumen Check (Control).
a.       Dapat berkerja dan berinisiatif untuk memajukan produksi.
b.      Memperbarui dan menyimpan dokumen – dokumen produksi seperti:
1)      Standart operasi (OS) kerja yang baru.
2)      Informasi teknik.
3)      Spesifikasi produk barang.
4)      Pembelajaan barang baru.
5)      Catatan para supplier.
6)      Laporan produksi mingguan.
7)      Operasi standart dan OCPC.
8)      Dokumen ISO 9004.
c.       Memperbaruhi perencanaan produksi seperti :
1)      Status dan pencapaian hasil produksi.
2)      Produksi stop line dan laporan kerja ulang.
3)      Laporan masalah produksi.
4)      Dokumen pemesanan barang.             














BUDAYA FIVE S

1.      Seiri
Pada prinsipnya tempat kerja adalah tempat untuk kerja, karena itu harus bebas dari semua benda dan barang yang tidak diperlukan lagi dalam bekerja.Tempat kerja harus ringkas.Banyak benda yang tidak diperlukan ditempat kerja selain menjadi penghalang kerja juga menciptakan kerawanan kecelakaan kerja. Cara termudah untuk ringkas yaitu sebagai berikut:
    1. Dulu barang-barang yang kumpulkan akan diringkas.
    2. Pilih sesuai jenis dan kebutuhannya.

2.      Seiton
Tempatkanlah barang-barang yang sudah diringkas ke tempat yang pasti dan aman untuk memudahkan pencarian, karena mencari adalah penerobosan dan tidak memberikan nilai tambah suatu hasil produksi. Banyak keterlambatan menyelesaikan suatu pekerjaan apabila kegiatan mencari barang yang sudah diringkas:
a.       Semua barang harus memiliki tempat yang memadai.
b.      Berikanlah tanda batas pada barang yang sejenis.
c.       Label barang dan tempat harus lengkap.
d.      Sistem cara penempatan barang harus ketempat semula.
Pengelompokan barang dapat di terapkan dengan logika, ada dua pola pengelompokan barang yaitu dengan Uniform dan Fungsional:
a.       Pola Uniform: Pengelompokan barang yang sama pada tempatnya.
b.      Pola Fungsional: Pengelompokan beberapa barang yang jenisnya lain tapi fungsinya bersamaan.

3.      Seiso
Tempat kerja yang kotor bisa mengganggu pemandangan dan proses kerja, dan diperlukan tempat yang resik untuk menimbulkan perasaan yang nyaman dan aman dalam bekerja.
Ciri-ciri tempat yang  resik:
a.       Bersih, bebas dari debu.
b.      Diperlukan sarana kebersihan yang lengkap.
c.       Lampu penerangan kerja yang memadai.
d.      Pembagian daerah kebersihan.
4.      Seiketsu
Rawat pada perinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah menjadi baik dapat selalu dipelihara.
Yang diperlukan untuk perawatan yaitu:
a.       Buatlah tanda rambu-rambu dengan jelas.
b.      Gunakanlah standar operating prosedure dengan lengkap dan mutakhir.
c.       Pelaksanaan sesuai standar kerja.Penetapan indikator harus pada batas normal.

5.      Shitsuke
Rajin sangat berkaitan dengan kebiasaan yang harus dibina agar dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik.
Cara untuk membiasakan seseorang menjadi rajin:
a.       Kebiasaan manusia harus dibina. Tinggalkan kebiasaan buruk dan binalah kebiasaan yang baik.
b.      Pembinaan hubungan karyawan harus dijaga dengan baik.
c.       Sarana untuk menjadi rajin harus dipenuhi

A)   Sistem dokumentasi
Sistem  dokumentasi adalah tata cara mengatur suatu dokumentasi yang berupa segala jenis dokumen yang di pergunakan di dalam suatu produksi atau di dalam suatu lembaga.
Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan dalam system dokumentsi pada perusahaan PT.Giken Precision Indonesia adalah sebagai berikut  :
·         Prepared(production enginering)
·         Checked (supervisor)
·         Confirmed (QA manager)
·         Approved (production manager)
Dalam membuat suatu dokumen harus benar karena jika ada sesuatu kesalahan akan dapat merugikan perusahaan khususnya pada PT.Giken Precision Indonesia.Adapun flow chart dari system dokumentasi di perusahaan PT.Giken Precision Indonesia khususnya di department PCBA dapat dilihat pada gambar :

Flow Chart

MASTER DOCUMENT
CUSTOMER
                                               
                       
CUSTOMER DIRECT
TROUGH GSS
                                               
                                                                                               
RECEIVED BY DOC CONTROL








RECEVIED BY PROJECT MGR





IF HAVE ANY DIFFERENT CONTENTS OR QTY.DCP.I.C CONFIRMTO CUSTOMER BY PHONE OR FAX
CHECK THE DOCUMENT CONTENTS AND QTY DOC. BY DOC. CONTROL P.I.C
DOCUMENT NO.DETAIL LOG
(PR-QA-018)
CHECK TECHNICAL INFORMATION BY SUPERVISOR/QA MANAGER
PREPARED TECHNICAL INFORMATION BY DOC. CONTROL P.I.C
CONTROLLED DUPLICATE COPY & DISTRIBUTE TO EACH DEPARTEMENT
FILLING THE NEW MASTER DOC. BY DOC. CONTROL P.I.C
FOR GSS DOC. FAX THE COVER PAGE TO GSS(GSS REQUEST)
GPI TECHNICAL INFORMATION (PR-QA-019)
























































APPROVED TECHNICAL INFORMATION BY PROJECT MANAGER

FILLING  THE  NEW  DOC.         BY EACH DEPT
WITHDRAWAL THE PREVIOUS DOCUMENT TO CUSTOMER / GSS BY DOC. CONTROL P.I.C
UPDATE THE RELATED DOCUMENT BY P.I.C EACH DEPARTEMENT
GPI TECHNICAL INFORMATION (PR-QA-019)
GPI TECHNICAL INFORMATION (PR-QA-019)
CONTROLLED DOCUMENT DISTRIBUTION LOG (GEN-02-01)
OBSOLETE THE WITHDRAWAL DOCUMENT BY P.I.C
CHECK THE WITHDRAWAL DOCUMENT BY DOC. CONTROL P.I.C
TECHNICAL DOC. RETURN CONTROL LOG(PR-QA-020)
WITHDRAWAL THE PREVIOUS DOCUMENT TO DC P.I.C
 
















BAB III
Sejarah Singkat Setrika
3.1 Pengertian Setrika
Setrika adalah suatu alat yang diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia dalam hal merapikan pakaian, selain itu setrika juga berguna untuk menghilangkan segala bibit penyakit yang menempel di serat kain.Saat ini setrika kebanyakan dibuat dari aluminium dan baja tahan karat, dengan sumber panas dari listrik.Di dalam setrika terdapat thermostat yang mengendalikan suhu.Selain itu beberapa setrika modern juga dapat mengubah air menjadi uap air untuk membasahi pakaian.Setrika panas yang sedang tidak digunakan harus diletakkan tegak lurus sehingga tidak membakar permukaan di bawahnya dan menyebabkan kebakaran.
Berikut ini adalah sejarah perkembangan setrika dari masa ke masa 
Setrika sudah dikenal sejak 400SM di Yunani, pada saat itu setrika digunakan untuk merapikan lipatan-lipatan vertikal pada pakaian kebesaran. Selain di Yunani setrika juga  telah digunakan di Romawi dengan nama preleum, tekhnik yang digunakan pada masa itu adalah "pressing" yaitu suatu tekhnik penekanan yang mirip dengan mekanisme alat pemeras buas anggur.  Setrika juga sudah dikenal   di wilayah asia terutama di negara China pada abad ke-1SM, setrika tersebut mirip dengan bentuk setrika pada zaman sekarang yaitu berupa pot yang terbuat dari logam yang dapat diisi dengan bara api atau arang kayu.
Pada awal abad ke-17 di daerah Inggris ditemukan setrika dengan nama"Sadiron" yang berasal dari bahasa Inggris kono "sald" yang artinya "solid". Setrika ini berbentuk potongan logam tebal dengan permukaan bawah yang rata dan pada bagian atas diberi pegangan. Dari bentuk yang sederhana maka ditemukanlah jenis setrika yang berbentuk kotak logam bergagang yang di dalamnya dapat diisi dengan bara api.
Di tahun 1870 seorang ibu rumah tangga yang bernama Mary florence potts memodivikasi setrika sadiron menjadi berbentuk runcing,pada kedua ujungnya, kemudian dia memperbaharui lagi dengan menambahkan pegangan yang dapat dilepas, jadi saat setrika dipanaskan maka panasnya tidak akanmerambat ke pegangan tersebut.
Pada tahun 1882 setrika listrik generasi pertama ditemukan dan dipatenkan, namun pada saat itu kurang populer karena aliran listrik belum tersebar begitu luas. Dan pada awal abad ke-20 mulailah setrika listrik dikenal ke seluruh dunia, pada tahun 1920 setrika listrik mulai dilengkapi dengan komponan thermostat yaitu komponen yang berfungsi untuk mengintrol suhu setrika.
Selanjutnya mulailah dikembangkan berbagai bentuk dan fitur setrika yang sekarang banyak dipakai di seluruh dunia.
3.2Jenis-jenis Setrika :
1.  Setrika kuno, setrika ini terbuat dari logam tebal dengan gagang/pegangan yang terbuat dari kayu. Sumber panasnya didapat dari bara arang kayu yang dimasukkan ke dalam badan setrika. Bila kita akan menyetrika pakaian maka harus membuat bara dari arang kayu dulu setelah itu baru setrika dapat digunakan, yang perlu diperhatikan saat menggunakan jenis setrika ini adalah abu sisa arang atau percikan arang kecil yang kadang-kadang keluar dari celah yang ada pada sisi setrika yang dapat merusak pakaian yang sedang disetrika, selain itu hindari menyetrika pakaian yang berbahan tipis atau tidak tahan panas karena panas dari bara api sangat tinggi sekali maka dikhawatirkan akan merusak kain tipis tersebut.
Gambar 3.1 Setrika Kuno
2. Setrika listrik, Setelah ditemukannya listrik maka manusiapun berfikir untuk dapat membuat setrika listrikyang dipanaskan oleh listrik, jenis setrika ini dibuat dengan sebuah lilitan kawat yang dialiri arus listrik, penggunaannya cukup praktis hanya tinggal memasukkan kabel penghubung ke stopkontak listrik selanjutnya tinggal menunggu beberapa menit maka sertikapun panas dan sudah dapat digunakan, tidak seperti setrika kuno yang harus membuat arang dulu baru dapat digunakan. kekurangan dari setrika ini adalah tidak dapat mengontrol suhu sehingga hanya memiliki panas pada derajat tertentu saja.
Gambar 3.2 Setrika Listrik
3. Setrika listrik otomatis, Setrika ini adalah perkembangan dari   pendahulunya yang masih sederhana, kelebihan dari setrika ini adalah mempunyai alat pengontrol suhu yaitu thermostat, thermostat ini berfungsi mengatur kesetabilan suhu setrika yang tingkat derajat suhunya dapat diatur menurut keinginan kita.Selain itu pada lapisan bawah setrika sudah dilapisi dengan bahan anti lengket yang akan menambah kenyamanan saat digunakan. 
Gambar 3.3 Setrika Otomatis
4. Setrika uap, jenis setrika ini sama dengan jenis setrika generasi sebelumnya tetapi ada sedikit tambahan fitur yaitu selain dapat dipakai untuk menyetrika seperti biasa, setrika jenis ini juga dapat menyetrika dengan menggunakan uap panas yang disemprotkan dari bagian atas atau bawah setrika, jadi setrika tidak perlu menyentuh pakaian yang kita setrika. uap yang dihasilkan adalah berasal dari air yang ditambahkan pada bagian tertentu pada setrika.
Gambar 3.4 Setrika uap
Untuk perkembangan selanjutnya setrika yang diproduksi tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya hanya saja kenyamanan dan kualitas dari anti lengket yang banyak ditambahkan pada setrika.
Gambar 3.5 Bagian-Bagian Setrika
3.3 Bagian-bagian Setrika
1.Elemen pemanas
Elemen pemanas adalah suatu elemen yang akan membangkitkan panas bila dialiri arus listrik. Dari elemen pemanas inilah sumber energi panas dibangkitkan.
2. Plat dasar / alas (sole plate),
Alas seterika adalah bagian seterika yang akan bersentuhan langsung dengan kain yang disetrika. Alas seterika dibuat dari bahan anti karat seperti alumunium, stainless steel atau minimal dengan lapisan bahan anti karat dan anti lengket (Teflon) agar tidak mudah kotor dan mengotori kain yang disetrika.
3. Besi pemberat,
Pemberat biasanya terbuat dari besi dan sesuai dengan namanya, fungsinya sebagai pemberat seterika agar memudahkan dalam pemakaiannya.
4. Tutup,
Penutup atau selungkup seterika dibuat dari bahan isolasi untuk mencegah bahaya sengatan listrik. Di samping itu, penutup juga yang anti panas guna mencegah bahaya sentuhan ke bagian tubuh manusia.
5. Pemegang,
Tangkai pemegang seterika terbuat dari bahan isolasi (kayu atau plastik). Ini dimaksudkan apabila ada kebocoran arus listrik tidak membahayakan pemakainya
6. Kabel penghubung.
Kabel daya ini terbuat dari kabel fleksibel (dengan inti serabut) yang dibungkus dengan bahan isolasi kain menjadikannya tetap lentur sehingga tidak mudah putus dan aman dari bahaya sengatan listrik.
Kesimpulan yang diperoleh; Seterika memerlukan adanya panas untuk memudahkan dalam melicinkan pakaian tersebut.Tenaga panas ini diperoleh dari tenaga listrik.Tegasnya, tenaga listrik diubah menjadi tenaga panas.Tinggi panas yang diproduksi tergantung dari besar daya yang dipakai.Semakin besar daya listrik yang dipakai, semakin tinggi panas yang diperoleh.


BAB IV
Prosedur Standar ASO
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai prosedur
1.      Kebersihan lingkungan merupakan hal utama sebelum melakukan prosedur
2.      Mengecek seluruh kelengkapan yang akan di butuhkan
3.      Mengecek kondisi mesin
4.      Memastikan kondisi mesin berjalan dengan normal
5.      Menyediakan alat dan bahan yang akan di gunakan
6.      Pastikan mesin tidak akan mati selama prosedur berlangsung
4.1Proses  Auto  Insert (AI)
Proses Auto Insert merupakan awal dari pembuatan setrika karena pada proses inilah papan PCB akan dipasang komponen tanpa adanya proses  penyolderan.pada proses ini terdapat beberapa mesin untuk memasang benda atau material yang bersifat berat diantaranya adalah Resistor,Kapasitor dan Dioda .
Pada proses AI terdapat 2 mesin untuk jenis setrika ASO
1.      Auto Insert Axial
Fungsi dari mesin Axial  adalah untuk memasang Resistor dan Dioda di mana kedua material tersebut dipasang dengan posisi tidur pada PCB .
Gambar 4.1 Mesin Axial
Langkah Kerja
Mesin Axial
1.      Letakkan papan PCB pada mesin Axial
2.      Tekan tombol star untuk memulai prosedur
3.      Pastikan mesin Axial beroperasi dengan benar
4.      Mengecek hasil kerja mesin dengan visual
5.      Pastikan resistor dan dioda terpasang dengan benar dan tepat
6.      Barang siap untuk di lanjutkan ke mesin radial


2.      Auto Insert Radial
Fungsi dari mesin Radial adalah untuk memasang kapasitor dengan posisi material berdiri.

Gambar 4.2 Mesin Radial
Gambar 4.3 Control Mesin
Langkah kerja
Mesin Radial
1.      Letakkan papan pcb pada mesin Radial
2.      Tekan tombol star untuk memulai
3.      Apabila ada komponen hilang akan di lakukan repair
4.      Setelah di repair ,PCB Setrika akan di beri Lot ticket menuju proses SMT
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan kedua mesin tersebut terletak pada cara dan jenis pemasangan komponen atau material.
4.2 SMT (Surface mounting technology)
SMT adalah suatu proses di mana sebuah PCB kosong di pasangi beberapa komponen pemasangan komponen tersebut di lakukan dengan menggunakan bantuan mesin SMT (Surface Mounting Technology) proses pengerjaannya dengan menggunakan mesin mounting.
Komponen yang digunakan untuk SMT ini adalah komponen yang sudah terbentuk chip-chip khusus,dan biasanya menggunakan double layer sehingga terjadi penghematan papan PCB dan di mesin dari produk yang dikerjakan. Komponen yang berjalan di SMT ialah chip dengan spec komponen 0,6-0,3 mm,   1,0- 0,5 mm,  1,6-0,8 mm ,  2,0 mm -1,25 mm,  3,2-1,6  mm.
Komponen yang berjalan di SMT berbentuk chip.

PROSES LOADER-PROSES PRINTING-PROSES  MOUNTING CHIP DAN MOUNTING IC-OVEN-PENGECEKAN DAN PERBAIKAN

1. Loader
Bertugas untuk menyimpan dan memasukkan PCB satu per satu menuju proses selanjutnya (pencetak layar). Di dalam mesin loader ini ditambahkan wadah peralatan sebagai tempat menyimpan PCB sementara otomatisasi akan terus berlangsung tiap tahap ke mesin selanjutnya.

2. Proses printing
Mesin ini bertugas mencetakkan krim solder ke atas permukaan PCB sesuai dengan jumlah lubang di lapisan logamnya  untuk memasang maupun menempatkan pasta solder pada PCB .
Gambar 4.4 Mesin Printing
Cara kerja alat printing (screen printer)
Ø  Pastikan letak PCB di posisi yang benar dari mesin loader dan printing akan bekerja secara otomatis.
Ø  Ambil PCB yang sudah di printing kemudian periksa kondisi solder ,jika kondisi solder “OK” masukkan ke mounting procces jika “NG” bersihkan PCB tersebut kemudian printing ulang.
Ø  Yang perlu diperhatikan adalah kondisii solder paste adalah tidak kurang atau lebih, solder bergabung, dan keluar dari posisi PCB
Solder paste adalah solder timah yang berbentuk pasta.
Komposisinya adalah  :
·         Timah (AG)
·         Seng (Sn)
·         Tembaga (Cu)
3.Proses chip dan mounting IC
Mounting adalah tempat proses pemasangan komponen setelah melalui proses screen printer. Mesin ini digunakan untuk meletakkan part-part (komponen) pada  PCB secara otomatis. Mesin ini dilengkapi dengan kamera untuk pemposisian komponen,scanning IC digunakan untuk melihat atau mengecek kondisi IC dan menyesuaikan dengan posisi penempatan
Gambar 4.5 Mesin Mounting
Cara kerja  mesin mounting
ü  Ketika proses mounting berlangsung sering terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk mengindari hal-hal tersebut program  harus setup dan harus berhati-hati. Yang harus diperhatikan :
a.      Pengaturan part
b.      Posisi part
c.       Arah dan posisi papan PCB
ü  Periksa kondisi chip,jika ada kemungkinan yang terjadi
seperti :
a.      Part hilang
b.      Part terangkat
c.       Part bergeser
d.      Part miring
e.      Kelebihan part
f.        Salah part
g.      Part salah arah

Pada mesin mounting terdiri dari  jenis-jenis part (komponen-komponen) diantaranya adalah :
·         Resistor (chip)
·         Capasitor (chip)
·         IC
·         Conector
Mesin mounting terdiri dari beberapa komponen penggerak dan bagian-bagian lainnya. Seperti motor servo,motorstepper,komputer,head,screw ball,vacum,dan lain-lain.
4.Reflow open
Reflow oven adalah pemanggangan atau pemanasan solder paste. Sebelum PCB dimasukkan kedalam oven maka PCB tersebut harus di cek dahulu. Sebab seandainya tidak melakukan pengecekan maka akan sering terjadi NG. dengan adanya NG dapat  menghambat proses produksi. Sehingga target yang sudah ditetapkan tidak dapat terpenuhi. Adapun yang sering ditemukan dalam pengecekan ini adalah :
·         Komponen missing (komponen kosong)
·         Part miring
·         Part bergeser

Gambar 4.6 Mesin Oven
Cara kerja reflow oven :
Sistem kerja reflow lebih tergantung kepada jenis solder dan papan PCB yang di gunakan. Pada umumnya konsep yang digunakan adalah beberapa peringkat :
a.      Pemanasan awal (preheat zone)
b.      Peringkat peleburan (peak temperature zone)
c.       Peringkat pengejukan(cooling zone)

5.AOI (Automatic Optical  Inspection)
Setelah dari proses SMT maka proses selanjutnya diproses  ke bagian AOI. AOI adalah suatu mesin yang berfungsi untuk memperbaiki dan mendeteksi suatu rangkaian PCB. Seperti melihat apakah terjadi  kesalahan  pada rangkaian. Seperti mendeteksi komponen kosong,komponen bergeser, dan komponen miring.
6.Visual
Setelah diproses rangkaian pada PCB di mesin AOI maka pengecekan di lakukan pada mesin visual. Visual adalah suatu alat yang digunakan untuk pengecekan atau untuk melihat kesalahan (NG) Rangkaian pada PCB dengan menggunakan microskop  .seperti :
a)      Solderannya   :  Solderannya keluar atau tidaknya,akan terjadi shot di sana.
b)      Shiftednya      :  Jalurnya tidak pada  posisinya  atau tidak pas pada letaknya.
c)      Solderan dan komponennya tidak lengket dan ada jarak (part  gap)
d)      Komponennya ada atau tidaknya di dalam papan rangkaian (part missing)
e)      Melihat dari letak positif (+) dan negatifnya (-) disebut wrong polarity
f)       kesalahan  part/chip (komponen) yang sedikit bergeser (part  slant)

Visual bottom process
Bagian ini adalah bagian yang mengecek PCB bagian bottom terdiri  dari kemungkinan reject :
·         Solder komponen yang tergabung
·         Kurang solder
·         Kebanyakan solder
·         Solder berlubang
·         Solder bertanduk
·         Solder patah
·         Solder bola
·         Kaki komponen yang tidak tersolder


4.3  Proses Manual Insert Section (MI)
Pada Manual Insert atau lebih di kenal dengan MI Section adalah proses di mana setrika ASO hampir di kerjakan secara manual tanpa adanya bantuan mesin

PEMASANGAN KOMPONEN-SOLDER MESIN-TUNCH UP-ICT-DOWNLOAD-LED-SENSOR-WAIER-CATTING-VISUAL  1-SOFTWARE-FCT  1-MACROMELT-VISUAL  2-FCT  2-PACKING

·         Pemasangan komponen
Pemasangan komponen merupakan proses pemasangan benda atau material secara manual diantara komponen tersebut ialah Transistor,IC

Gambar 4.7 Transistor

·         Solder mesin
Penyolderan ini di kerjakan oleh mesin yang berteknologi tinggi secara otomatis .pada proses kali ini karyawan hanya perlu menghidupkan mesin sehingga mesin akan bekerja dengan otomatis

Gambar 4.8 Mesin Solder


·         Tunch up
Tunch up adalah proses dimana hasil solder mesin akan di cek secara manual oleh  operator,Fungsi dari tunch up adalah untuk menambahkan serta merapikan hasil solder mesin
Gambar 4.9 Proses Tunch up
                Caranya
1.      Bersihkan hasil solder secara manual
2.      Rapikan hasil solder mesin
3.      Tambahkan solder apabila PCB tidak terkena solder mesin

·         ICT
Proses ICT adalah proses pengecekan secara keseluruhan PCB apabila hasil solder kurang pass
Gambar 4.11 Proses ICT
 Caranya
1.      Letakkan PCB pada tempat yang telah disediakan pada ICT
2.      Tekan kedua tombol  pada ICT untuk memulai posedur
3.      Tunggu beberapa saat layar computer akan mengeluarkan hasil data
4.      PCB akan oke apabila di layar mengeluarkan tulisan PASS
5.      Apabila layar komputer mengeluarkan tulisan NG maka papan PCB tersebut kekurangan komponen atau hasil solder masih kurang pass. operator akan mengecek secara manual papan PCB apabila terjadi NG

·         Download
Proses download merupakan proses dimana PCB setrika akan di masukkan sebuah software agar setrika berjalan sesuai dengan rancangan
Gambar 4.12 Proses Download
Caranya
Sebelum melakukan download operator harus membersihkan PCB dari plak plak yang masih menempel
1.      Melakukan breaking artinya memisahkan PCB menjadi tunggal atau satu bagian PCB
2.      Letakkan PCB pada tempat yang telah disediakan
3.      Clik star pada layar computer
4.      Tunggu beberapa saat computer akan mengeluarkan sebuah hasil ok apabila PCB siap di download
5.      Apabila layar muncul tulisan Eror maka PCB  harus di cek secara manual
6.      Sesudah cek manual silahkan coba lagi
7.      Apabila PCB masih eror maka PCB tersebut   terjadi sebuah kesalahan artinya papan PCB tersebut gagal pada proses download
8.      Papan PCB siap dikirim ke ruang Repair apabila terjadi sebuah kesalahan

·         LED
Pada jenis setrika ASO pemasangan LED menggunakan LED tanpa kabel atau LED langsung terhubung ke PCB tanpa adanya perantara

Gambar  4.13 LED Setrika ASO

Caranya
1.      Pasang lampu LED ke PCB dengan kutub positive dan negative yang telah ditentukan
2.      Pastikan LED terpasang dengan tepat
3.      Solder LED dengan rapi dan tepat
4.      Pastikan hasil solder tidak mempengaruhi komponen lainnya

·         Sensor
Pada proses ini PCB akan di pasang sensor
Gambar 4.14 Sensor Setika
Caranya
1.      Letakkan sensor pada tempat yang telah disediakan
2.      Pasang sensor satu persatu pada PCB
3.      Solder ujung sensor agar tidak lepas


·         Waier
Pemasangan waier atau kabel pada PCB

Gambar 4.15 Kabel/waier setrika
Caranya
1.      Ambil sebuah waier
2.      Pasang ke 3 waier tersebut ketempat masing-masing jenisnya yang telah di tentukan
3.      Solder waier tersebut dengan rapi dan benar
4.      Pastikan hasil solder  tidak shot atau menyambung ke jalur yang lain
5.      Pastikan waier terpasang ke tempat yang telah ditentukan

·         Catting
Pada proses  ini hasil solder akan dirapikan dan solder akan di potong apabila pemberian timah berlebihan dan solder bercabang

Gambar 4.16 Gunting
Caranya
1.      Potong  dan rapikan hasil solder
2.      Pastikan proses catting tidak merusak komponen lain
·         Visual 1
Sebelum masuk ke proses macromelt tentunya PCB akan di cek secara keseluruhan baik kelengkapan pcb maupun kutuhan pcb dan material yang digunakan

Gambar 4.17 Microscop
Caranya
 Dalam proses kali ini operator hanya menggunakan indra penglihatan untuk mengecek segala kelengkapan PCB mulai dari marking sampai dengan proses catting serta posisi material yang di pasang.

·         Software
Proses ini merupakan proses dimana PCB setrika akan di lakukan pengecekan hasil Download
Caranya
1.      Letakkan PCB ke tempat yang telah disediakan
2.      Hubungkan jarum cek dengan PCB
3.      Clik star pada layar computer untuk memulai software
4.      Tunggu keputusan computer
5.      Layar computer akan mengeluarkan tulisan PASS apabila PCB sudah di download
6.      Layar computer akan ERROR apabila PCB belum di download

·         FCT 1
Pengcekan PCB secara keseluruhan dengan mesin

                        
Gambar 4.18 Proses FCT atau Pengecekan fungsi Setrika
Caranya
1.      Letakkkan PCB pada tempat yang telah di sediakan
2.      Hubungkan waier ke tempat yang telah ditentukan
3.      Klic star untuk memulai FCT
4.      Layar computer akan mengeluarkan tulisan PASS apabila PCB oke
5.      Layar computer EROR apabila PCB kurang lengkap dan rusak


·         Macromelt
Macromelt adalah proses akhir dari pemasangan komponen ,karena pada proses ini PCB akan di lapisi dengan karet .Tujuan tersebut  tidak lain untuk melindungi komponen yang ada di PCB


Gambar 4.19 Proses Macromelt
Caranya
1.      Letakkan PCB ke macromelt
2.      Pastikan PCB diletakkan dengan sempurna
3.      Tekan kedua tombol macromelt secara bersamaan untuk memulai prosedur
4.      Tunggu beberapa saat macromelt akan terangkat apabila selesai
5.      Pastikan PCB telah sempurna
·         Visual 2
Untuk mengecek keutuhan PCB sesudah proses Macromelt
Caranya
 Pada visual ke 2 operator akan mengecek keutuhan komponen setelah di macromelt
·         FCT 2
Tujuan dari proses ini adalah untuk mengecek keutuhan PCB dan proses ini merupakan proses akhir sekaligus penentu  dari pembuatan Setrika
1.      Letakkan PCB pada FCT
2.      Hubungkan waier dengan tempat yang telah ditentukan
3.      Clik star untuk memulai
4.      Layar akan mengeluarkan tulis PASS apabila PCB siap untuk packing
·         Packing
Packing merupakan proses akhir dari semua prosedur karena pada proses ini setrika akan diberi lot ticket ke tempat pengiriman barang.















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
                Dari hasil pelaksanaan praktik lapangan industri yang dilakukan penulis selama tiga bulan,maka penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :
1.      Apa yang didapat selama di sekolah,tidak semuanya dapat terjadi di dunia kerja dan bidang mata pelajaran yang kita ambil belum tentu sama dengan bidang kita kerjakan di perusahaan atau tempat peraktik lapangan industri. Ada hal-hal yang berdasarkan teori bisa saja dengan mudah terjadi,namun pada prakteknya tidaklah mudah untuk dilakukan.Dari hal yang sekecil inilah,penulis dapat mengatakan bahwa adanya program pembelajaran praktik di industri sangatlah penting untuk menunjang sistem pendidikan dan menambah pengalaman,sehingga siswa dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja setelah lulus nantinya.
2.      Antara peralatan yang dimiliki di perusahaan sangatlah berbeda dengan apa yang dimiliki di sekolah,tentunya hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam proses pelaksanaan praktek lapangan,namun untuk itu agar proses praktik dapat berjalan lancar,maka harus di lakukan penyesuaian.
3.      Segala permasalahan yang ditemui harus di selesaikan dengan cepat dan akurat sehingga dibutuhkan penganalisaan yang baik.
4.      Dalam penyelesaian suatu permasalahan tidah harus dilakukan secara teori yang kemungkinan berbeda dengan hasil yang diharapkan,tetapi logika yang dimiliki harus diciptakan.
5.      Penyelesaian suatu permasalahan harus mengikuti prosedur yang ada agar tidak terjadi kesalahan lagi untuk selanjutnya. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua keadaan tidak semudah yang dilihat.
6.      Inti dari operasional dasar setrika ASO terdiri dari Proses Auto Insert,Surface Mounting,Technology yang saling bergantung antara satu sama lain
7.      Cepat dan berkualitas adalah prinsip utama perusahaan PT.GIKEN PRECISION INDONESIA (GPI)
5.2 Saran saran
      Sebelum penulis mengakhiri penyusunan laporan ini,penulis akan memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan berguna sehingga untuk pelaksanaan Praktek Lapangan di industri yang akan datang  bisa lebih baik.
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut :
1.      Sebaiknya sebelum pelaksanaan prakerin di industri siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu tentang pembuatan laporan yang baik dan benar serta hal-hal lain yang harus di persiapkan yang berhubungan dengan kepentingan praktek industri itu sendiri
2.      Adapun komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan perusahaan,sehingga apa yang harus siswa lakukan dan dapatkan dari perusahaan singkorin atau sesuai dengan yang telah dibicarakan dan dipersiapkan sebelumnya.Hal ini diharapkan tidak lagi terjadi hal yang membuat siswa bingung setelah berada diperusahaan.
3.      Bagi siswa yang melakukan Praktek di Industri,harus dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaaan atau perusahaan serta bersosialisasi dengan karyawan-karyawati dari perusahaan itu sendiri.
4.      Siswa jangan segan-segan bertanya kepada pembimbing untuk mendapatkan penjelasan yang dianggap perlu
5.      Siswa harus bisa mengerjakan apapun yang diberikan atasan atau pembimbing dengan baik karena tidak selalu apa yang kita dapatkan di sekolah dapat terjadi di tempat di lapangan industri
6.      Kerja sama yang baik dapat diciptakan apabila adanya masukan ide—ide yang dapat digunakan demi kelancaran proses produksi di perusahaan
7.      Penyesuaian diri harus dilakukan secepat mungkin sebelum pelaksanaan praktek kerja lapangan dilakukan.
5.3 Penutup
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrohmaanirrrohiim
 Dengan terselesaikannya penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini, maka terselesaikan pula tugas dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT.Giken Precision Indonesia. Penulis laporan mengharap agar para pembaca memaklumi atas keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, sehingga dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Melalui laporan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak/ibu guru dan pembimbing yang banyak mencurahkan kemampuan dan pikiran untuk membantu terselesaikannya laporan ini. Semoga budi dan jasa yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.
 Penulis menyadari dengan rendah hati bahwa isi laporan ini masih banyak kekurangannya, Penulis sebagai hamba Allah SWT yang do’if menyadari sepenuhnya bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, untuk itu melalui lembaran yang terakhir ini, besar harapan penulis kepada para pembaca laporan ini untuk memakluminya.
 Maka dengan segala kerendahan hati penulis mohon ma’af yang sebesar-besarnya atas segala kelalaian baik yang kami sengaja maupun yang tidak disengaja. Agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
             Nuun walqolami wama yasthurun
Wassalamualaikum Wr. Wb

5.4 Lampiran

                   
Setrika Before Repair                                      Setrika After Repair

Gambar mesin Auto insert
DAFTAR PUSTAKA



PICK & PLACER
FA-303 user’s manual
Fank D. Petruzella. Elektronik industri. Yogyakarta: Penerbit Andi Yokyakarta












Komentar

  1. Dear : Custumer Import & Domestik
    Kami dari PT TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.

    Services Kami,
    Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
    Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
    Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
    Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.

    Keterangan tambahan :
    1. Nomor Induk Berusaha ( NIB )
    2. IT ( Mainan, Elektronic, Garmen, Sepatu dan Peralatan kaki lainnya )
    3. SPI-PI Besi Baja,
    4. SPI-PI Produk Kehutanan,
    5. SPI-PI Barang Bekas,
    6. SPI-PI Tekstil & Izin TPT
    7. Produk-produk Lartas SNI

    Berikut Attecment terlampir.

    Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
    Jika ada yang ingin dipertanyakan, silahkan hubungi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.twinlogistics@yahoo.com

    Best Regards,

    Mr. Andi JM
    Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
    PT TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
    Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
    Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
    Email : pt.twinlogistics@yahoo.com, andijm@twin.co.id
    Web : www.twinlogistics.co.id, www.twin.co.id

    BalasHapus
  2. Sloty Casino - MapyRO
    Casino 구미 출장마사지 Directory. 2021-11-01. Find all Sloty Casino locations, 거제 출장샵 Find 강릉 출장샵 your sloty location 인천광역 출장샵 at the nearest casino in Canada. 인천광역 출장샵 Mapyro Canada has

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh laporan pkl terbaru